KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Mandiri Sekuritas meluncurkan platform pembelajaran investasi online bertajuk MOST Learning pada Rabu (29/8). Platform ini digadang sebagai yang pertama di Indonesia dan ditujukan untuk meningkatkan kemahiran nasabah dan masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir menjelaskan, para nasabah dan masyarakat umum dapat mengakses konten-konten pembelajaran investasi, mengikuti kelas investasi dengan live streaming, serta saling berinteraksi melalui forum investasi yang tersedia di dalam platform online MOST Learning. Nasabah juga berkesempatan memperoleh pemahaman, informasi, dan panduan langsung dari trainer dan tim riset Mandiri Sekuritas (Mansek) secara online.

Silvano lebih lanjut menjelaskan, saat ini Mansek memang fokus meningkatkan pelayanannya di segmen online. Pasalnya, “Per akhir Juli 2018, Mansek memiliki sekitar 87.000 nasabah ritel. Sekitar 80% dari nasabah ritel ini bertransaksi secara online,” ujar Silvano, Rabu (29/8) dalam acara peluncuran MOST Learning di Sudirman.

Menurut Silvano, jumlah nasabah ritel Mansek tersebut merepresentasikan sekitar 11%-12% dari keseluruhan nasabah ritel di industri saat ini. Silvano berharap, jumlah nasabah ritel Mansek bisa bertambah sekitar 5.000 hingga akhir tahun nanti, artinya, ada pertumbuhan 5,75% dari posisi akhir Juli.

Adapaun, volume rata-rata transaksi harian nasabah retail atau individu di Mandiri Sekuritas mencapai Rp 362 miliar per hari, atau tumbuh 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. “Dengan meluncurnya fitur MOST Learning ini, kami menargetkan volume transaksi harian bisa tumbuh sampai Rp 380 miliar,” kata Silvano. Ia mengungkapkan, persentase transaksi nasabah ritel saat ini mencapai 40%, sementara 60% nya transaksi oleh nasabah institusi.

Direktur Mandiri Sekuritas Lisana Irianiwati, menambahkan, peluncuran fitur MOST Learning ini juga ditujukan untuk menjangkau lebih banyak lagi investor di daerah. Menurutnya, potensi investor di luar Jawa tidak bisa diabaikan karena ternyata jumlahnya cukup besar.

“Di antaranya di Kalimantan dan Bali. Kalau di Bali, ternyata banyak investor mancanegara yang berminat investasi di instrumen fixed income seperti reksadana maupun obligasi,” tutur Lisana pada kesempatan yang sama.

Sepakat, Kepala Unit Divisi Pengembangan Investor Bursa Efek Indonesia Kriswitaluri mengungkapkan, sejak 2016 memang telah terjadi pergeseran proporsi investor dari Pulau Jawa ke daerah di luarnya. “Awal 2016, sekitar 78,3% investor berasal dari Pulau Jawa. Di akhir 2017, persentase tersebut turun menjadi 75% dengan angka pertumbuhan investor paling tinggi di Sumatra dan Kalimantan,” papar Ruri kepada Kontan.

Selain itu, Lisana juga mengatakan, fitur MOST Learning diharapkan dapat mendorong nasabah untuk lebih rutin berinvestasi. Pasalnya, saat ini rata-rata active ratio alias transaksi aktif nasabah dalam satu bulan hanya sekitar 17%.

“Soalnya nasabah sering hilang atau kapok setelah sekali-dua kali bertransaksi karena kurangnya pemahaman. Mudah-mudahan dengan adanya fitur ini, active ratio nasabah ritel bisa naik mencapai 20%,” ujar Lisana.

Sekadar informasi, platform investasi MOST yang dikelola Mansek saat ini menyediakan empat layanan terintegrasi, antara lain, MOST Equity, MOST Fund, MOST Sharia, dan MOST Learning. Sejak diluncurkan pada tahun 2012, jumlah nasabah Mansek mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 30% per tahun. Layanan MOST yang terintegrasi sejak awal memang ditujukan untuk para nasabah dengan mobilitas yang tinggi dan serba online.

 

Artikel ini diambil dari https://keuangan.kontan.co.id/news/luncurkan-most-learning-mandiri-sekuritas-incar-pertumbuhan-ritel