KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Awal 2018 bukanlah momen yang menggembirakan bagi bisnis asuransi properti. Soalnya premi yang didapat pelaku usaha asuransi umum dari lini bisnis ini mengalami penuruan sampai dua digit.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat selama tiga bulan pertama tahun ini, premi asuransi properti hanya sebesar Rp 3,69 triliun. Angka tersebut melorot 10,1% bila dibandingkan periode yang sama di 2017 yang masih bisa menyentuh Rp 4,11 triliun.

Penurunan ini, menurut Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah kehati-hatian yang dilakukan oleh pelaku industri dalam menerima bisnis di lini usaha asuransi properti.

Dody menilai dalam beberapa tahun terakhir, loss ratio dari lini usaha ini dari sejumlah akun cenderung tinggi. Nah saat pasar asuransi kerugian masih menantang dan dibarengi peningkatan sejumlah komponen biaya, pelaku industri pun akhirnya makin selektif.

Tujuannya agar hasil underwriting yang bisa didapat bisa lebih terjaga. “Termasuk sejumlah akun yang dinilai punya loss ratio yang kurang bagus pun akhirnya dilepas oleh perusahaan asuransi di awal tahun ini,” kata dia belum lama ini.

Faktor lain menurut dia adalah penyesuaian proteksi dari beberapa nasabah asuransi properti. Beberapa nasabah yang sebelumnya memilih perluasan proteksi semisal dengan menambah asuransi gempa bumi dan banjir, kini tak melakukannya lagi.

Pasalnya, aset properti dari akun-akun tersebut dinilai cukup aman dari risiko-risiko tersebut.

 

Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/awal-tahun-bisnis-asuransi-properti-susut