KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri multifinance masih dibayangi tantangan perlambatan laju pembiayaan. Pertumbuhan outstanding pembiayaan hingga delapan bulan pertama tahun ini masih tertekan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Agustus 2018, nilai outsanding di undustri pembiayaan mencapai Rp 431,9 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, nilai piutang pembiayaan ini hanya naik 5,5%.

Sejauh ini, pertumbuhan tersebut masih terpaut cukup jauh dari proyeksi awal yang dipasang industri yang bisa mencapai 8%.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengakui, tren pertumbuhan bisnis dari pelaku usaha di sektor ini memang masih dibayangi sejumlah tantangan. Tantangan ini makin berasa saat memasuki paruh kedua 2018.

Salah satunya adalah seretnya pendanaan yang bisa didapat multifinance. Padahal pendanaan sudah seperti darah bagi bisnis pembiayaan. Bila aspek pendanaan terganggu, tentunya laju penyaluran kredit pun ikut terpengaruh.

“Sehingga realisasi pembiayaan yang disalurkan juga tidak optimal,” kata dia belum lama ini.

Misalnya saja dari pinjaman yang didapat dari perbankan. Dalam beberapa waktu ke belakang, perbankan makin berhati-hati dalam memberi pinjaman ke multifinance akibat terkuaknya beberapa multifinance nakal.

Lesunya pasar modal juga membuat upaya menghimpun dana lewat surat utang jadi lebih menantang. Selain tren bunganya naik, kelesuan ini ikut mempengaruhi minat pasar dalam menyerap obligasi yang dirilis multifinance.

Di sisi lain, tantangan juga hadir dari tren pelemahan nilai tukar. Kondisi ini bakal membuat beban perusahaan pembiayaan makin berat saat mencari pendanaan dari luar negeri.

 

Artikel ini diambil dari https://keuangan.kontan.co.id/news/pertumbuhan-piutang-multifinance-masih-tertekan-ini-sebabnya