KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam beberapa bulan ke belakang, Bank Indonesia telah mengerek suku bunga acuan hingga 100 basis poin (bps). Lini bisnis asuransi kredit yang dijalankan perusahaan asuransi umum dinilai akan ikut terdampak.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe mengatakan, kenaikan suku bunga acuan akan diikuti kenaikan bunga kredit yang dipasang oleh perbankan. Naiknya suku bunga tentu akan membuat debitur harus membayar bunga dengan lebih tinggi.

Kondisi seperti ini biasanya diikuti oleh potensi peningkatan kredit macet. Dengan begitu, ia memperkirakan kebutuhan asuransi kredit akan naik, sehingga mengerek bisnis asuransi kredit. “Sejalan dengan kepentingan terhadap proteksi asuransi terhadap kredit yang akan meningkat,” kata Dody belum lama ini.

Di sisi lain, kata Dody kenaikan suku bunga  tak banyak berdampak pada penyaluran kredit baru oleh perbankan. Soalnya ia menilai kondisi ekonomi di tahun ini berada dalam tren yang lebih baik dari tahun lalu.

Di awal tahun ini, bisnis asuransi kredit menunjukan tren yang positif. Dimana hingga kuartal I-2018 premi yang didapat pelaku industri dari lini bisnis ini mencapai Rp 1,46 triliun, naik 34,5% dari periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan premi ini terdorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di kisaran 8,5% pada periode awal tahun ini. Selain itu, penurunan bunga kredit usaha rakyat juga membuat penyaluran kredit di produk tersebut meningkat di periode awal 2018.

 

Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/permintaan-asuransi-kredit-naik-terimbas-kenaikan-suku-bunga