Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah belum berencana melalukan efisiensi anggaran khususnya untuk belanja impor sebagai respons atas melemahnya nilai tukar rupiah. Kebijakan belanja 2018 tetap akan dilakukan sesuai dengan rancangan semula, yakni mengoptimalkan belanja yang sudah dialokasikan dalam APBN 2018.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, optimalisasi belanja sebenarnya bisa ditunjukkan dengan tren penyerapan belanja yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Selain itu, efisiensi di internal kementerian juga menopang langkah optimalisasi tersebut.

“Di Kementerian Keuangan, efisiensi internal bisa jadi contoh, harusnya bisa dilakukan di semua kementerian dan lembaga,” kata Askolani di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Meski mengklaim optimalisasi belanja telah berjalan cukup baik, tetapi berdasarkan data Kemenkeu realisasi belanja per akhir Mei senilai Rp458 triliun, sebagian besar masih didominasi oleh belanja yang sifatnya tak produktif. Porsi paling dominan adalah untuk pembayaran bunga utang senilai Rp112,48 triliun tumbuh 13,77%, belanja barang senilai Rp84,89 triliun tumbuh hampir 22%, dan bantuan sosial senilai Rp39,25 triliun atau naik 93,2%.

Di satu sisi, seolah konsisten sejak awal tahun, realisasi belanja modal justru menunjukkan tren yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Catatan pemerintah hingga akhir Mei 2018 realisasi belanja modal mencapai Rp30,86 triliun, padahal tahun lalu realisasi belanja modal dalam bulan yang sama mencapai Rp31,1 triliun.

Terkait hal itu, Askolani mengatakan bahwa untuk belanja modal, realisasinya lebih rendah lantaran anggaran belanja modal tahun ini yang lebih sedikit. Namun, menurutnya, jika dilihat dari aspek persentasenya, realisasi belanja modal pagu APBN 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

“Persentase dibandingkan dengan tahun lalu, cuma nominalnya emang lebih kecil karena pagunya juga kecil,” jelasnya.

 

Artikel ini diambil dari http://finansial.bisnis.com/read/20180704/10/812837/pelemahan-rupiah-pemerintah-belum-akan-lakukan-efisiensi-belanja