KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyiapkan sejumlah opsi pendanaan. Salah satunya berupa pinjaman dari bank asal Jepang.

Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi menjelaskan, pendanaan dari Jepang adalah pinjaman luar negeri kedua. Saat ini masih dalam proses bookbuilding. MTF memperkirakan minimal pendanaan yang diraih US$ 100 juta.

Arya yakin, potensi pinjaman yang didapat bisa lebih besar. Sebab saat mencari pendanaan offshore sebelumnya, MTF menargetkan US$ 100 juta tapi peminat yang masuk mencapai US$ 300 juta. MTF akhirnya mengambil US$ 200 juta. Pendanaan itu akan dicairkan April-Mei 2018.

Dana tersebut akan digunakan untuk penyaluran pembiayaan dengan target Rp 24 triliun di tahun ini. Angka tersebut naik 8,1% dari realisasi 2017 sebesar Rp 22,2 triliun.

Selain meraih dana dari pinjaman offshore, MTF masih mengandalkan joint financing Rp 14 triliun atau setara dengan 60% dari total kebutuhan pendanaan. MTF juga akan merilis obligasi Rp 1 triliun di tahun ini.

Penerbitan obligasi akan dibagi dua kali. Pertama, Rp 500 miliar dirilis pertengahan tahun ini. Dan sisanya Rp 500 miliar pada akhir tahun. “Tahun ini ada obligasi yang akan jatuh tempo sebesar Rp 825 miliar,” jelas Arya.

Dus, dari penerbitan obligasi Rp 1 triliun sebagian untuk membayar utang tempo dan sebagian dipakai untuk tambahan penyaluran pembiayaan.

Opsi pendanaan tersebut diharapkan mampu mengerek laba bersih MTF menjadi Rp 370 miliar tahun ini dari Rp 335,1 miliar di 2017. MTF yakin tetap tumbuh lantaran ada potensi pertumbuhan pembiayaan kendaraan komersial seiring dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur Jawa dan non Jawa.

Selain mengharapkan pertumbuhan pembiayaan dari layanan pembiayaan konvensional, MTF berencana mengembangkan marketplace secara online. MTF juga akan membuka kantor layanan baru di Makasar dan Medan. Tahun lalu, pembiayaan di Indonesia Timur tumbuh 27% dipicu pembukaan kantor cabang baru di Jayapura, Ambon dan Sorong.

Dari jenis pembiayaan, MTF menyalurkan kredit di passanger car dengan porsi 72,78%, kendaraan komersial 19,57%, sisanya alat berat dan lain-lain. Sedangkan dari distribusi pembiayaan, sebanyak  23,21% di Jabodetabek dan 76,79% di wilayah lain di Indonesia.

 

Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/mandiri-tunas-finance-mengincar-pendanaan-us-100-juta-dari-jepang