Bisnis.com, BOGOR — Presiden Joko Widodo menggarisbawahi pentingnya postur RAPBN 2019 yang realistis, sehat, dan menguatkan fondasi ekonomi untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global.
Hal tersebut diungkapkannya ketika memberikan sambutan dalam sidang kabinet RAPBN 2019 di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (18/7). “Kita harus terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah kita capai, mendorong daya saing, mendorong investasi, mendorong ekspor,” kata Jokowi.
Untuk itu, dalam pembahasan kali ini, Presiden mengharapkan adanya terobosan-terobosan yang berkaitan dengan insentif yang mampu memacu ekspor dan investasi.
Tak hanya itu, Jokowi juga sempat menyebutkan terobosan itu harus menyentuh pengembangan sektor pariwisata, karena sektor tersebut dinilai dapat mendatangkan devisa secara cepat. Hal yang sama juga berlaku di bidang pendapatan dengan menekankan reformasi perpajakan sebagai kunci.
“Bukan hanya untuk menegakkan kemandirian pembiayaan pembangunan nasional, tapi juga harus ditepatkan sebagai instrumen untuk menjaga iklim usaha dan menggerakan perekonomian nasional,” ujarnya.
Yang tak kalah pentingnya, Jokowi berpesan kepada para menterinya untuk memperkuat pelaksanaan program prioritas terutama peningkatan sumber daya manusia (SDM), serta peningkatan SDM melalui skill dan penguatan produktivitas SDM.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan sejumlah asumsi makro dalam RAPBN 2019 yakni pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2%-5,6%, inflasi 2,5%-4,5%, nilai tukar rupiah Rp13.700-Rp14.000, harga minyak mentah US$60-US$70 per barrel, lifting minyak bumi 722.000-805.000 barrel per hari, dan lifting gas bumi 1,21 juta-1,3 juta barrel setara minyak per hari.
Artikel ini diambil dari http://finansial.bisnis.com/read/20180718/10/817929/jokowi-minta-postur-rapbn-2019-antisipasi-ketidakpastian-global