KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemain bisnis dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dari asuransi jiwa akan semakin banyak di tahun ini. Beberapa asuransi jiwa tengah berancang-ancang berbisnis DPLK.

Wakil Ketua Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan mengatakan, alasan perusahaan asuransi jiwa tertarik mendirikan DPLK karena potensi di bisnis ini terbilang besar. Sejak 2013 hingga 2017, pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) DPLK mencapai 30%.

“Saat ini sedang proses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada tiga dan on going menyusul ada tiga lagi,” kata Nur Hasan, akhir pekan lalu. Menurut dia, kebutuhan DPLK masih besar karena banyak karyawan yang belum dikaver dana pensiun.

Data OJK menyebutkan, jumlah DPLK sampai Maret 2018 mencapai 23 DPLK dari total 234 perusahaan dana pensiun. Jumlah ini menurun dari akhir Maret 2017 sebanyak 25 DPLK.

Per Maret 2018, total aset DPLK tercatat Rp 78,41 triliun, naik 14,72% dari periode sama 2017. Sampai akhir tahun ini, Nur Hasan memperkirakan aset DPLK naik 20% dari realisasi akhir 2017 sebesar Rp 75,33 triliun.

PT Capital Life Indonesia termasuk salah satu perusahaan asuransi jiwa yang sedang mempersiapkan pendirian DPLK. Anak usaha di bidang dana pensiun ini akan beroperasi pada Juni 2018.

Direktur Bisnis Capital Life Robin Winata mengatakan, saat ini pendirian DPLK sedang proses perizinan OJK dan diharapkan rampung kuartal II tahun ini. Sehingga DPLK tersebut tersebut langsung beroperasi.

“Kami akan langsung jalankan karena kami secara pararel sudah menyiapkan infrastruktur operasional,” kata Robin, Jumat (18/5). DPLK Capital Life akan menyasar nasabah captive market. Capital Life kerjasama dengan Bank Capital memenuhi kebutuhan pensiun perusahaan.

Kata Robin, DPLK tersebut akan menjadi unit usaha Capital Life. Investasi awal pendirian sebesar Rp 1 miliar.
PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanartha Life) juga akan mendirikan DPLK di tahun ini. Rencana ini sempat tertunda karena sulit mencari pengelola DPLK.

Presiden Direktur Wanaartha Life Yanes Y. Matulatuwa mengatakan, saat ini sudah menemukan pengelola yang cocok dan dalam proses fit and proper test. “Semua sudah kami submit ke OJK. Harapannya di kuartal II atau III sudah dapat izin,” kata Yanes.

Dia ingin setelah DPLK berdiri bisa langsung beroperasi di tahun ini. Tahap pertama Wanaartha Life menyasar nasabah internal dan eksisting. Salah satunya bisa segmen employee benefit.

Namun Yanes belum bisa memberikan proyeksi bisnis ke depan. Sampai akhir 2017, Wanaartha Life mengelola aset Rp 9,9 triliun, naik 89% dari 2016. Sementara, premi Wanaartha Life Rp 10,48 triliun atau naik 69%.

 

Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-jiwa-rame-rame-dirikan-dapen