KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank badan usaha milik negara (BUMN) optimistis bisnis trade finance bisa tumbuh dua digit tahun ini. Pertumbuhan tersebut seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit bank tahun ini.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang pada 2017 lalu, pertumbuhan bisnis trade finance baik dari sisi volume dan pendapatan mengalami pertumbuhan yang cukup bagus.
“Selama 2017, BNI membukukan revenue trade finance sebesar Rp 1,7 triliun atau naik 30,61% yoy,” kata Herry kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2). Dari sisi volume trade finance 2017 naik 25,01% yoy menjadi US$ 40,55 miliar.
Pertumbuhan trade finance yang cukup bagus ini disumbang oleh naiknya revenue dan volume kredit ekspor 2017. Bertumbuhnya kredit ekspor ini terutama berasal dari debitur korporasi dan debitur baru yang menyalurkan transaksi trade.
Peningkatan bisnis trade finance BNI pada 2017 lalu didominasi oleh BUMN infrastruktur. Pada 2018, diharapkan bisnis trade finance BNI bisa tumbuh minimal sama dengan tahun 2017.
Hal ini seiring dengan masih berlanjutnya program pemerintah terkait pengembangan infrastruktur. Untuk meningkatkan bisnis trade finance, BNI akan mengoptimalkan fasilitas non cash loan nasabah korporasi dan menengah.
BNI juga menawarkan bunga yang kompetitif dengan menerapkan closed loop transaction untuk menambah nasabah baru.
Oni Febriarto, Direktur Commercial Banking BTN bilang pertumbuhan bisnis trade finance seiring dengan makin banyaknya pembangunan infrastruktur di sektor makro. “Dengan semakin meningkatkan infrastruktur maka prospek trade financedan LC terbuka lebar,” kata Oni kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).
Sementara Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN bilang sumbangan bisnis trade finance terhadap fee based income masih belum terlalu besar. “Namun kami targetkan fee based dari trade finance dan cash management2017 bisa naik 25% yoy,” kata Iman kepada Kontan.co.id.
Sebagai gambaran, penguasa pangsa pasar trade finance di Indonesia masih didominasi oleh dua kelompok bank yaitu bank BUMN dan bank swasta asing.
Masing-masing kelompok bank memiliki karakterisitik debitur masing-masing. Untuk bank BUMN kebanyakan debiturnya adalah perusahaan nasional sedangkan bank asing adalah korporasi multinasional asing.
Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/bank-bumn-bisnis-trade-finance-bisa-tumbuh-dua-digit