KONTAN.CO.ID – BERASTAGI. International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) membidik pembiayaan sebesar US$ 30 juta untuk eksportir Kopi Indonesia.
Chief Executive Officer ITFC Eng Hani Salem Sonbol mengatakan tidak menutup kemungkinan ITFC akan menyasar komoditas Indonesia lainnya seperti Karet, Sawit, dan Kakao.
Namun sebagai proyek percontohan, ITFC menyasar kopi terlebih dahulu. Lantaran kopi merupakan komoditas penting bagi Indonesia. Apalagi Indonesia tercatat sebagai negara produsen kopi nomor empat di dunia.
“Pembiayaan sebesar US$ 30 juta untuk eksportir kopi Indonesia yang sulit mendapatkan pembiayaan dari institusi keuangan lainnya. Tenor pembiayaannya selama enam bulan,” ujar Sonbol di Grand Mutiara Hotel, Berastagi, Sumatera Utara, Selasa (16/7).
Dalam menyasar pembiayaan bagi eksportir kopi, ITFC menerapkan kriteria bagi calon nasabah agar risiko pembiayaan lebih terukur.
“Berbeda dengan perbankan, ITFC tidak mensyaratkan agunan fix asset. Tapi biji kopi itu sendiri dengan 11 kriteria diantaranya sudah tiga tahun beroperasi. Juga mengekspor dua hingga tiga kontainer per bulan,” jelas Sonbol.
Pada kesempatan yang sama ITFC juga menyalurkan pembiayaan sebesar US$ 6 juta kepada tiga eksportir dan koperasi kopi asal Sumatera Utara. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli biji kopi dari pasar lokal yakni petani kopi untuk di ekspor secara global.
Pembiayaan ini menggunakan skema perjanjian Murabahah antara eksportir kopi dengan ITFC. Pembiayaan ini dilakukan sebagai s olusi perdagangan terpadu bagi negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI). ITFC sendiri merupakan bagian dari Islamic Development Bank.
Guna menyiapkan kualitas kopi unggulan, ITFC telah mengelar pelatihan bagi petani kopi di Berastagi, Sumatera Utara. Pelatihan ini dikemas dalam program pengembangan ekspor kopi Indonesia yang sudah dimulai sejak 2016 lalu.
“Pelatihan ini akan memberikan para petani kemampuan untuk mengatasi tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Juga meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi mereka,” tambah Sonbol.
Perjanjian Mudarabahah ini dirancang untuk mengatasi kurangnya akses pembiayaan bagi eksportir kopi UKM Indonesia. Selain itu, juga untuk memastikan bahwa rantai pasokan kopi lokal tetap eksis secara berkelanjutan. Ia berharap para petani juga mendapatkan insentif lebih dan meningkatkan kualitas kopi.
Sonbol menyatakan dalam mengelar pelatihan, ITFC mengandengn LSM seperti Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) dan PETRASA. Program pelatihan ini telah menyasar 349 petani kopi di 11 desa di Kabupaten Karo dan Dairi di Sumatera Utara.
“Para petani yang berpartisipasi dilatih dengan praktik pertanian yang baik yang aangat penting dalam menghadapi tantangan karena perubahan iklim. Juga untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi mereka,” tambah Sonbol.
ITFC menyatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kopi pada 2017 naik 12,56% menjadi 464.000 ton dari tahun sebelumnya. Adapun total nilai ekspor tahunan dari industri kopi sebanyak US $1,2 miliar atau setara dengan Rp 16,8 triliun. Namun peningkatan permintaan pasar untuk kopi tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi kopi.
Artikel ini diambil dari https://keuangan.kontan.co.id/news/itfc-akan-salurkan-pembiayaan-us-30-juta-kepada-eksportir-kopi