KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri dana pensiun (dapen) masih akan menerapkan strategi moderat dalam berinvestasi. Kendati indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini sedang merosot, pelaku tidak akan terburu-buru untuk mengubah racikan investasi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menilai, pelaku industri dana pensiun sangat hati-hati dalam berinvestasi ke instrumen saham. Sampai dengan saat ini jumlah dana kelolaan yang dialokasikan ke saham pun tidak begitu besar, sehingga dengan penurunan tersebut tidak begitu berpengaruh secara signifikan terhadap racikan investasi.
“Dapen yang mengalokasikan ke saham rata-rata telah mengantisipasi dengan lebih selektif dan lebih untuk jangka panjang. Porsi investasi di saham tidak terlalu besar, rata-rata 15%,” kata Bambang kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4).
Dengan begitu meski tertekan, hal ini diyakini hanya bersifat sementara. Bambang memperkirakan, sampai akhir Maret 2018 imbal hasil dana pensiun secara total mencapai 2%. Jika tren ini terus berlanjut ia optimistis dana pensiun bisa membukukan imbal hasil 7%-9% hingga pengujung tahun nanti.
“Untuk alokasi investasi dapen memang lebih moderat, kebanyakan pada surat berharga negara (SBN), juga obligasi korporasi BUMN,” terangnya.
Dengan demikian, Bambang menyarankan pelaku industri tetap melihat pergerakan pasar ke depan dan jangan khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini. Jika panik, menurutnya, justru akan memperkeruh pasar modal.
Direktur Utama Dana Pensiun BTN Saut Pardede mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak ada rencana untuk meracik ulang portofolio investasi. Hingga kini, porsi saham Dapen BTN dari total portofolio kurang dari 10%. Sedangkan SBN dan obligasi sudah mencapai 65%.
“Sementara ini belum ada perubahan rencana kerja dan diyakini pasar akan stabil lagi. Memang target lebih konservatif tahun ini karena dampak kebijakan penurunan bunga Bank Indonesia (BI),” kata Saut kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4).
Demikian pula dengan DPLK Syariah Muamalat yang lebih memilih untuk bersikap konservatif dalam meracik portofolio investasi. Pelaksana Tugas Pengurus DPLK Syariah Muamalat Sulistyowati mengatakan, saat ini investor masih wait and see karena menunggu kepastian dari hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada).
“Saat ini nasabah kami juga lebih banyak memilih untuk mengalokasikan pada instrumen deposito dan sukuk,” kata Sulistyowati kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4).
Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/ihsg-tertekan-dana-pensiun-terapkan-strategi-investasi-moderat