KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Suku bunga deposito yang rendah ditambah pergerakan indeks surat utang utang pemerintah yang menurun berimbas pada imbal hasil perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun (dapen).
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga kuartal I-2018, hasil investasi asuransi jiwa minus Rp 1,79 triliun. Sebagai perbandingan, pada kuartal I 2017 hasil investasi asuransi jiwa mencapai Rp 6,54 triliun. Begitu juga return on investment (ROI) dapen tercatat 1,88%, lebih rendah dari periode sama tahun 2017 sebesar 1,93%.
Hasil investasi yang belum menggembirakan tersebut juga berimbas pada realisasi laba komprehensif asuransi jiwa yakni merugi Rp 41,35 miliar. Padahal, di periode sama 2017, industri asuransi masih mencatatkan laba Rp 5,31 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, penurunan kinerja hasil investasi asuransi jiwa disebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergejolak tahun ini sehingga berimbas pada hasil investasi.
Togar optimistis, hasil investasi perlahan akan segera bangkit di kuartal ketiga maupun kuartal empat. Sehingga di penghujung 2018 hasil investasi bisa naik 10%-20% dibanding tahun 2017.
Tahun lalu, secara rata-rata imbal hasil yang dicetak asuransi jiwa sebesar 15%-17%. “Kami masih yakin return dobel digit, mungkin 15% sampai 20% di tahun ini,” kata Togar.
Sementara, Direktur Eksekutif Asosiasi dana pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi juga optimistis, tekanan harga saham hanya sementara. Sehingga target imbal hasil dana pensiun sebesar 7%9% di akhir tahun ini masih bisa tercapai.
Baik pelaku usaha asuransi jiwa maupun dana pensiun mengaku tidak terburu-buru mengubah portofolio mereka. Kata Togar, karakteristik investasi asuransi jiwa lebih untuk jangka panjang. “Kalau memang diubah portofolionya pasti mereka antisipasi ke instrumen lebih aman seperti surat utang ataupun deposito,” ungkap dia.
Salah satu perusahaan asuransi jiwa, PT BNI Life Insurance menyebutkan dalam kondisi pasar seperti saat ini lebih memilih lahan investasi yang lebih konservatif. Plt Direktur Utama BNI Life Geger N. Maulana mengatakan, pihaknya akan shifting dari investasi yang terlalu volatil seperti saham. Pilihannya di obligasi korporasi.
BNI Life optimistis hasil investasi bisa tumbuh10%-20% dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp 1 triliun. BNI Life menargetkan ROI bisa mencapai 7,5%-8,5% di tahun ini. Di tahun 2017 lalu, realisasi ROI BNI Life sekitar 8,5%-9%.
Sementara, PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanartha Life) ingin mengevaluasi ulang terkait proyeksi pertumbuhan hasil investasi di tahun ini. Direktur Keuangan & Investasi Wanaartha Life Daniel Halim mengatakan, tahun ini, Wanaartha Life akan mencoba menambah investasi di instrumen saham lantaran masih ada ruang dari batas regulasi.
Menurut Daniel, tahun lalu imbal hasil investasi yang dicatatkan Wanaartha Life sebesar 12%. Jika IHSG bangkit, tak menutup kemungkinan return yang dicetak akan berlanjut seperti tahun lalu atau bisa lebih tinggi.
Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/hasil-investasi-asuransi-jiwa-dan-dapen-turun