KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kenaikan suku bunga BI 7 days reverse repo rate (BI-7DRR) dinilai akan berdampak pada kenaikan suku bunga pinjaman yang biasa didapat multifinance dari perbankan. Sementara, sumber dana merupakan salah satu andalan multifinance dalam berbisnis.
Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, sekitar 60% sampai 70% sumber dana yang didapat multifinance masih berasal dari perbankan. Makanya pergerakan suku bunga perbankan akan terasa dampaknya bagi beban biaya dana yang harus ditanggung.
Dampak kenaikan suku bunga biasanya tak cuma berhenti di pinjaman bank. Pasalnya kenaikan suku bunga ini juga biasanya akan ikut berdampak pada pergerakan kupon surat utang yang diberikan multifinance.
Lantaran masih besarnya peranan perbankan dalam kelangsungan bisnis perusahaan pembiayaan, ia menilai sumber dana tersebut masih akan jadi andalan utama dari pelaku industri.
Setali tiga uang dengan PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Sekitar 70% kebutuhan dana pada anak usaha Bank Mandiri ini bersumber dari pinjaman perbankan. Sementara, sisanya dari penerbitan surat utang.
Dengan potensi kenaikan cost of fund yang ada, suku bunga pembiayaan yang diberikan kepada konsumen dinilai bisa ikut terkerek. Namun, perseroan masih melihat-lihat kondisi yang ada sebelum mengambil keputusan.
“Harus ikut memperhatikan kondisi pasar dan pergerakan bunga pembiayaan lain di pasaran,” kata Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo baru-baru ini.
Di sisi lain, CEO PT Indomobil Finance Indonesia Gunawan Effendi optimistis, pihaknya dapat meminimalisir dampak kenaikan suku bunga ini dalam jangka pendek. Pasalnya, di paruh pertama ini, perusahaan sudah dua kali merilis obligasi senilai Rp 2,08 triliun.
Artikel ini diambil dari http://keuangan.kontan.co.id/news/andalkan-pinjaman-bank-bisnis-multifinance-bisa-terimbas-kenaikan-bi-rate