KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan menjelang akhir tahun ini semakin ketat. Hal ini ditunjukkan dengan rasio kredit dibanding dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 94,09% sampai kuartal 3 2018.
Hal ini berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terakhir. Rasio likuiditas tertinggi ini dialami oleh bank menengah BUKU III yaitu mencapai 103,22%.
Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri bilang untuk mengantisipasi risiko likuiditas, harus ada opsi pendanaan non-DPK atau wholesale funding. “Bisa dalam bentuk penerbitan surat berharga atau pinjaman bilateral,” kata Tiko sapan akrabnya, Kamis (15/11).
Selain itu, bank juga harus memperdalam pasar dalam negeri dan meningkatkan dana murah melalui digital banking. Dalam jangka panjang, Bank Mandiri terus menjajaki opsi penerbitan obligasi atau surat utang.
Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI bilang masalah likuiditas saat ini memang menjadi perhatian perbankan. “Terkait likuiditas industri perbankan sebagaimana diindikasikan salah satunya dari naiknya rasio LDR saat ini dibanding periode yg sama tahun lalu,” kata Anggoro kepada kontan.co.id, Minggu (18/11).
Saat ini, ekspansi kredit BNI di kisaran 15% di atas industri, dengan loan to deposit ratio (LDR) di bawah 90%. BNI menjalankan strategi komprehensif baik di sisi aset maupun liabilitas.
BNI terus fokus pada ekspansi dana murah, peningkatan layanan dan fitur produk dana, serta optimalisasi digital banking. Sumber dana non konvensional juga merupakan alternatif yang BNI punya.
Adapun terkait sisi aset, terutama kredit, BNI tetap melakukan ekspansi secara selektif, dengan risiko terukur termasuk sektor yang dipilih. Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang akan berusaha meningkatkan kredit dengan tetap menjaga LDR sebesar 90%.
Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega mengakui likuiditas Bank Mega saat ini lebih rendah dibandingkan dengan bank umum. “Rasio LDR kami masih di bawah 70%,” kata Kostaman, Kamis (15/11). Kostaman optimistis bisa tumbuh lebih tinggi pada tahun depan.
Anika Faisal, Sekretaris Perusahaan Bank BTPN bilang saat ini kondisi likuiditas BTPN tidak ada masalah. “Untuk meningkatkan likuiditas bank harus memikirkan opsi non DPK,” kata Anika, Kamis (15/11).
Ahmad Fajar, Direktur Utama Bank Victoria bilang untuk mengantisipasi risiko likuiditas, pihaknya akan menaikkan suku bunga. “Kami berusaha mencari dana bukan hanya jangka pendek tapi deposito jangka menengah panjang seperti tenor tiga bulan sampai enam bulan,” kata Ahmad Fajar, Kamis (15/11).
Saat ini menurut Ahmad Fajar, posisi LDR Bank Victoria sebesar 73%-75%.
Artikel ini diambil dari https://keuangan.kontan.co.id/news/ini-strategi-perbankan-menghadapi-likuiditas-yang-semakin-ketat